Kalo Bisnis Jangan Baper
Salah satu parameter mental baja yang harus dimiliki oleh pengusaha menurut saya adalah harus tahan dari segala caci, maki, nyinyir, bully dan sejenisnya. Sebenarnya masalah ini relatif sederhana kalau kita nyikapinya gak pake baper :D
Tapi kalau bapernya kelewat bisa-bisa malah bisnisnya diberhentiin, cuma karena dinyinyirin orang, teman, tetangga atau saudara...
*Ya salam....masa dinyinyirin aja langsung tutup bisnisnya...ini mah baper akut*
Bisnisnya uda cocok dan keren abis...tapi org yg ngejalanin nya baper akut...hmmmm....
Ya begitulah tabiat manusia... dan mungkin termasuk diri kita, yang sadar atau tidak kadang terhinggap penyakit "susah lihat orang senang, senang lihat orang susah".
Kalau boleh berbagi solusi -yang mana solusi ini juga masih terus berusaha saya kuatkan- adalah:
1. Kembalikan lagi ke tujuan awal kita berbisnis buat apa...apa cuma buat ikut-ikutan, gaya, pamer omzet, atau ikhlas untuk menafkahi keluarga, membantu suami, membantu banyak orang, memberi manfaat ke banyak orang, memudahkan kesulitan orang, memotivasi, menginspirasi, mencari rezeki yang halal dan barokah, menambah kedekatan kita kepada Sang Yang Maha Pemberi Rezeki.
2. Renungkan kembali hakikat untuk apa kita mencari harta dari berbisnis, dari mana mendapatkannya; apakah dari sumber yang halal? Kemudian dengan cara bagaimana; apakah dengan cara yang halal? Dan untuk apa dimanfaatkan; apakah sudah didistribusikan sesuai peruntukan yang halal dan manfaat?
Nah kalau udah dikembalikan ke 2 hal di atas, menurut saya kita gak akan disibukkan untuk baperin caci-makian, nyinyiran, dan bullyan orang lain.
Ini akan membuat kita lebih sanggup berbesar dan berlapang hati terhadap mereka, membuat kita dengan ringan memaafkan sikap buruk mereka terhadap kita. Malah kita juga justru lebih semangat membalasnya dengan kebaikan seraya berdoa semoga kelak mereka akan mengubah caci-makian, nyinyiran, dan bullyan menjadi dukungan dan doa yang tulus untuk kesuksesan bisnis kita. Nah adem, kan? 😉
Better Life with MCI
Tapi kalau bapernya kelewat bisa-bisa malah bisnisnya diberhentiin, cuma karena dinyinyirin orang, teman, tetangga atau saudara...
*Ya salam....masa dinyinyirin aja langsung tutup bisnisnya...ini mah baper akut*
Bisnisnya uda cocok dan keren abis...tapi org yg ngejalanin nya baper akut...hmmmm....
Ya begitulah tabiat manusia... dan mungkin termasuk diri kita, yang sadar atau tidak kadang terhinggap penyakit "susah lihat orang senang, senang lihat orang susah".
Kalau boleh berbagi solusi -yang mana solusi ini juga masih terus berusaha saya kuatkan- adalah:
1. Kembalikan lagi ke tujuan awal kita berbisnis buat apa...apa cuma buat ikut-ikutan, gaya, pamer omzet, atau ikhlas untuk menafkahi keluarga, membantu suami, membantu banyak orang, memberi manfaat ke banyak orang, memudahkan kesulitan orang, memotivasi, menginspirasi, mencari rezeki yang halal dan barokah, menambah kedekatan kita kepada Sang Yang Maha Pemberi Rezeki.
2. Renungkan kembali hakikat untuk apa kita mencari harta dari berbisnis, dari mana mendapatkannya; apakah dari sumber yang halal? Kemudian dengan cara bagaimana; apakah dengan cara yang halal? Dan untuk apa dimanfaatkan; apakah sudah didistribusikan sesuai peruntukan yang halal dan manfaat?
Nah kalau udah dikembalikan ke 2 hal di atas, menurut saya kita gak akan disibukkan untuk baperin caci-makian, nyinyiran, dan bullyan orang lain.
Ini akan membuat kita lebih sanggup berbesar dan berlapang hati terhadap mereka, membuat kita dengan ringan memaafkan sikap buruk mereka terhadap kita. Malah kita juga justru lebih semangat membalasnya dengan kebaikan seraya berdoa semoga kelak mereka akan mengubah caci-makian, nyinyiran, dan bullyan menjadi dukungan dan doa yang tulus untuk kesuksesan bisnis kita. Nah adem, kan? 😉
Better Life with MCI
Comments
Post a Comment